Harga Diri Itu Ada di Kicauan! Sindiran Tajam Anas Untuk SBY?


Kicauan akun Twitter mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, @anasurbaningrum, mendadak ramai ditanggapi netizen.

Dengan tanda bintang bertuliskan admin, pengelola akun tersebut mengunggah foto tulisan tangan Anas.

Tulisan berbahasa Jawa itu berisikan tujuh poin falsafah Jawa, yakni:

“1. Ya Allah, bimbing para pemimpin kami untuk ‘ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani’.”

Kalimat tersebut merupakan falsafah Jawa yang artinya memohon bimbingan agar pemimpin jika di depan memberi suri teladan, jika di tengah pemimpin membaur dengan rakyatnya untuk menyemangati, dan jika di belakang pemimpin memberi dorongan motivasi yang kuat kepada rakyatnya.


“2. Ya Allah, jangan sampai terjadi ‘mestine dadi tuntunan malah dadi tontonan’.”
Artinya, jangan sampai yang mestinya menjadi tuntunan malah jadi tontonan rakyat karena perbuatan yang tak semestinya.

“3. Ya Allah, jauhkan kami dari pekerti ‘ono ngarep ewuh-ewuhi, ono mburi ngegol-egoli’.”
Artinya di depan menghalangi, di belakang malah menjadi beban.

“4. Ya Allah, ingatkan kami bahwa ‘ajining diri ono ing lathi, ajining diri ono ing cuitan’.”
Artinya, harga diri itu ada di ucapan, harga diri itu ada di kicauan.

“5. Ya Allah, jauhkan para pemimpin kami dari ‘JARKONI biso ngajar ora biso nglakoni’.”
Artinya, bisa mengajari, tetapi tak bisa melakukan apa yang diajarkan.

“6. Ya Allah, jangan lupakan kami dari petuah leluhur ‘ojo metani alaning liyan’.”
Artinya, jangan mencari keburukan orang lain.

“7. Ya Allah, jangan ubah ‘lengser keprabon madeg pandhito menjadi lengser keprabon madeg CAKIL’.”
Artinya, setelah berkuasa berubah menjadi orang yang terhormat, setelah berkuasa menjadi orang yang buruk.

Pasek Mengaku Tak Tahu

Menanggapi hal itu, I Gede Pasek Suardika selaku politisi yang dekat dengan Anas mengaku tak mengetahui siapa yang disasar Anas melalui tulisan berisikan tujuh falsafah Jawa tersebut.

Pasek mengatakan, biasanya Anas memang menyampaikan sesuatu kepada pengelola akun Twitter-nya untuk mengeluarkan kicauan.

Kicauan Anas, kata Pasek, biasanya juga menanggapi hal yang ramai terjadi di Twitter sebelumnya.

Saat ditanya apakah kicauan Anas itu mengarah kepada Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang baru saja kicauannya soal hoax ramai ditanggapi netizen, Pasek hanya tertawa.

“Kalau itu saya tidak tahu, tetapi bisa jadi beliau (Mas Anas), kicauannya, merespons isu yang tengah hangat di Twitter,” kata Pasek.

“Isinya bagus juga, tentang falsafah Jawa. Pastinya bisa dimaknai orang yang membacanya,” ujar Pasek.

Akun resmi Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, @SBYudhoyono, mengunggah tweet curhat kepada Tuhan, Jumat (20/1/2017). Curhat itu terkait fitnah yang dianggapnya merajalela belakangan ini.

Pada akhir tweet tertulis *SBY* atau tanda bahwa tweet ditulis langsung oleh SBY. “Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar “hoax” berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*,” demikian tweet tersebut.

Doa di Kesunyian

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura Dadang Rusdiana menilai, Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya dapat menahan diri dalam melontarkan pernyataan.

Sebagai mantan presiden sekaligus ketua umum partai politik, lontaran pernyataan SBY bisa berdampak luas. Bahkan bisa menciptakan perdebatan di publik.

“Kalau ada ungkapan apalagi yang bisa dikategorikan doa, tidak usah di Twitter, FB (Facebook), dan lain-lain. Berdoa dalam kesunyian saja supaya tidak dipersepsikan lain-lain,” kata Dadang.

Dewasa ini, menurut Dadang, masyarakat dapat dengan mudah tersulut kemarahan akibat kicauan di media sosial.Untuk itu, kata Sekretaris Fraksi Partai Hanura di DPR ini, lebih baik bila semua tokoh bangsa berhati-hati dalam melontarkan pernyataan.

Ia menambahkan, negara saat ini membutuhkan banyak tokoh dan kelompok yang mampu menjaga kekompakkan dan stabilitas situasi keamanan.Tentunya, upaya untuk saling memanaskan situasi harus diredam.

“Kalau disebut tukang fitnah dan penyebar hoax berkuasa kan ini bisa ditafsirkan lain-lain dan melebar. Jadi semua harus bisa jaga lisan,” tandasnya.

Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan mempertanyakan maksud kicauan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono di akun Twitter pribadinya, @SBYudhoyono, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, sebagai bekas presiden, Ketua Umum Partai Demokrat, sekaligus tokoh bangsa, SBY seharusnya turut menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.

“Jadi semakin membingunkan apa maksud dan tujuannya, serta ditujukan kepada siapa. Lebih baik semua pihak menahan diri,” kata Arteria.

Arteria beranggapan, jauh lebih baik bila SBY menyerukan semangat persatuan dan kesatuan. Pasalnya, seluruh massa dan simpatisanya akan mendukung hal tersebut.

“Sebaliknya, kalau membuat cuitan seperti itu, paling tidak massa pendukungnya menanyakan arah dan tujuannya ke siapa. Belum lagi kita bicara rakyat secara keseluruhan yang persepsinya macam-macam,” ujarnya.

Ia menambahkan, masyarakat sudah cukup lelah melihat akrobat politik yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir yang cenderung kurang terkontrol.

Untuk itu, ia mengatakan, jauh lebih baik bila semua tokoh dapat bersatu padu untuk membangun bangsa, meninggalkan perbedaan dan menghilangkan kepentingan yang ada.

“Karena saya melihat kondisi saat ini bukan hanya efek dari kompetisi lokal untuk merebut kekuasaan secara konstitusional, tetapi ada ancaman besar terkait disintegrasi bangsa,” kata dia.
Bentuk Perhatian

Wakil Ketua Umum Demokrat Agus Hermanto menilai twitter Susilo Bambang Yudhoyono sebagai bentuk perhatian seorang negarawan.Terlebih, SBY telah menjabat sebagai Presiden RI dua periode.

“Sehingga rasa empati mendalam pada bangsa dan negara itu pastilah tentu timbul, sehingga ini diaktualisasikan lewat tweet, sehingga memberi sinyal positif kepada pemerintah, supaya mempunyai perhatian yang lebih khusus lagi terkait masalah tweet daripada Pak SBY,” kata Agus. Demokrat, kata

Agus, mendukung isi twitter serta memberi sinyal positif ke pemerintah.Dimana, persoalan hoax harus segera ditangani pemerintah.

Apalagi, pemerintah telah memiliki landasan hukum untuk menangkal hoax melalui UU ITE.Sehingga, Agus menilai twitter SBY perlu didengarkan dan ditindaklanjuti pihak-pihak terkait.

“Ini adalah sinyal positif untuk pemerintah agar betul-betul menangani ini secara tuntas,” kata Wakil Ketua DPR itu. Selain itu, Agus berpendapat semua pihak dapat memberikan pengawasan terhadap kinerja pemerintah menangkal hoax.Oleh karenanya, Agus meminta pemerintah menerima masukan tersebut sebagai sinyal positif.

“Toh beliau negarawan yang ada buktinya, tanda kutip yang khatam dan khusnul khotimah, tentunya pengalamannya, perasaannya tentunya ingin di aktualisasi dan tentunya ini akan memberikan sinyal yang positif apabila ini ditanggapi secara positif,” kata Agus.



SUMBER: http://www.wajibtau.com/
loading...

0 Response to "Harga Diri Itu Ada di Kicauan! Sindiran Tajam Anas Untuk SBY?"

Post a Comment